Kota-kota di luar pulau Jawa, ternyata tidak sesepi yang kukira. Makassar contohnya. Kota ini menjadi tempat transit yg ideal bagi mereka yg ingin bepergian ke Indonesia bagian timur lainnya, baik lewat transportasi laut maupun udara. Kota yang terus membangun diri untuk menjadi tujuan wisata utama di Indonesia bagian timur ini, terlihat ramai dan nyaris metropolis. Bahkan dapet bocoran dari orang Dinas Pariwisatanya, kota Makassar menjadikan Bali dan Jogja sebagai contoh dalam membangun pariwisata mereka. Lumayan kelihatan sih, misalnya saja, nama-nama jalan di kota ini mirip banget dengan model tulisan dan bentuk papan-tiang yang digunakan di Jogja. Lalu, pertokoan, tempat makan dan penginapan di sepanjang tepi Pantai Losari, sepertinya mengiblat pada suasana di Kuta-Bali. It’s oke, gak ada yang salah dengan mencontoh hal-hal baik, bukan? So, let we start to talk about the tourism places here!;)
‘TERBIT – TENGGELAM’ DI PANTAI LOSARI
Ini dia pantai yang paling terkenal di Sulawesi Selatan. Letaknya benar2 ada di pusat kota Makassar. Pantainya agak curam dan berbatasan langsung dengan jalan raya. Kaya Ancolnya Jakarta gitu lah.. Cuma di sini lebih bersih dan gratis pula, karena benar2 di pinggir jalanan kota. Siapa yang lewat, boleh melihat :).
Di tepi pantai ini dibangun juga semacam ‘pelataran’ luas yang menjadi titik sentral kegiatan di Pantai Losari ini. Pertunjukkan seni juga sering digelar di sini. Makanya waktu kami diberi fasilitas untuk shooting tarian adat oleh Dinpar Makassar, kami memilih anjungan/pelataran ini sebagai lokasinya. Strategis dan representatif! Banyak anak muda nongkrong, orang tua momong anak, atau rombongan wisatawan yang menanti sunset di sini. O, iya...di Pantai ini, kita bisa lihat Sunrise dan Sunset dari tempat yang sama loh! Tapi tentu saja, dg waktu yg berbeda, ya!:p
(Senja di Losari..)
Ada juga restoran terapung di sini. Maksudnya adalah restoran yang lokasinya di atas kapal atau bangunan di atas air. Pokoknya dijamin gak laper deh, karena banyak juga penjaja makanan di tepi jalan. Dan yang most wanted banget pastinya adalah Pisang Epe! Manis! Enaaakk tenaaann!! :D
Kalau mau belanja oleh-oleh souvenir, jl. Somba Opu memang bisa diandalkan, tapi siap-siap kenceng nawar ya...lumayan mahal2 soalnya. Yang dijual antara lain : Emas (jangan beli lah, kan tujuannya berwisata, bukan investasi hehe), aksesoris kerajinan tradisional, tas-kopiah-baju-sarung, dll. Untuk kuliner ‘besar’, kota Makassar kaya dg menu seafoodnya. RM Lae Lae adalah referensi paling populer yg boleh dicoba. Seimbang antara harga dan rasanya :).
Untuk hotel dan penginapan, jangan khawatir. Seperti yg aku bilang tadi bahwa kota ini meniru suasana tepi pantai di Bali, maka di sepanjang tepi Pantai Losari pun banyak berdiri hotel2 berbintang dg view laut sebagai andalannya. Kalau gak kebagian, hotel di tengah kota jg banyak kok! Waktu shooting episode ini, kami menginap di hotel Imperial Aryaduta Hotel , Jl. Somba Opu No. 297 Makassar, Telp. 0411 – 870555. Hotelnya tergolong baru, bagus, nyaman dan seberangnya langsung pantai Losari.
(Kolam renang hotel Imperial)
BENTENG FORT ROTTERDAM
BENTENG FORT ROTTERDAM
Situs sejarah yang juga ikon kota Makassar. Benteng ini dekat dengan laut, karena dulunya memang berfungsi sebagai tempat pengintaian musuh yang datang dari arah laut. Bentengnya terawat dan beberapa bangunan di dalamnya difungsikan untuk kegiatan masyarakat seperti ruang pelatihan bahasa inggris, perpustakaan, dll. Aku pikir ini ide bagus daripada bangunannya gak terjamah dan jadi angker, ya to?! Kalau difungsikan gitu kan malah bermanfaat. Ada museum La Galigo jg di dalamnya. Bagian yang paling aku suka dari benteng ini adalah bagian depan atas, dimana sisa2 tembok yang begitu kokoh melindungi benteng ini masih ada. Dari situ kita bisa melihat laut lepas dan Pulau Kayangan yang juga menjadi obyek wisata andalan. Alasan lainnya adalah, sisa2 tembok itu terlihat eksotis! Hehe... Keren gitu buat background poto-poto! Kaya’ di majalah! Hahaha.... :p (sayangnya gk sempet minta foto2 yg di kamera temen..hiks..)
PULAU SAMALONA
Namanya gak asing kan? Karena ada judul lagu yang pake nama pulau ini. Lagunya sapa ya? Browsing sendiri, mau kan? Hehe....
Kami memang tidak memilih P. Kayangan untuk dikunjungi (di shooting) waktu itu. Pertimbangannya adalah ingin mencari lokasi lain yang masih jarang dikunjungi biar pemirsa gak bosen. Akhirnya dengan bantuan bapak2 dari Dinpar, kami bisa menyewa speedboat ke pulau Samalona. Sewanya waktu itu 1 juta rupiah PP. Waktu tempuh dari Pelabuhan Khayangan sekitar 45 menit saja. Sebentar tapi lumayan bikin jantung berdesir! Mungkin karena speedboat melaju kencang beradu dengan ombak yang rada besar plus ‘bertemu’ dengan kapal2 suepeerrr guedeee lagi mangkal (?). Ugh! Berasa keciilll banget jd manusia. Yang aku ‘rutuki’ saat itu adalah; kenapa aku gak pernah niat belajar renang?! Jadi kan gak perlu khawatir banget kl sedang ada di laut gitu...hiks...
***
Benar saja, begitu akan merapat ke P. Samalona, ikan2 di dasar laut sudah menyambut. Suer! Indah banget!! Air biru kehijauan yang jernih banget itu membebaskan mata ini untuk melihat semua ikan yang ada. Huh...sekali lagi aku menyesal, kenapa gak bisa renang?! :(
Kami segera melintasi pulau ini mencari sudut yang dirasa paling indah, sepi dan enak buat shooting. Maklum, meskipun ‘jauh’ dari peradaban kota, pulau ini juga banyak penghuninya dan banyak pula turis yang stay nyewa rumah untuk beberapa waktu di sana. Jadi pas ‘melintas’ di pulau ini, turis2 itu melambai ramah ke kami (hehehe...berasa artis deeehhh!! Padahal melambainya ke Host kami yg emang artis beneran, hahaha!!).
Melintasi pulau ini gak butuh banyak waktu, wong Cuma kecil kok. Berapa ya luasnya? Satu hektaran mungkin. Kecil kan, utk ukuran sebuah pulau berpenghuni?!
Nah, akhirnya, jadilah host cewek (Trianita) kami minta snorkling di sini. Warga juga nyewain sepatu katak dan alat snorkel loh, 30 ribu satu paketnya. O,iya..sebenarnya ada lagi yang dituju wisatawan di pulau ini, yaitu pohon besar dan makam..siapaaa gitu. Tapi aku sih gak rekomen. Lebih baik nikmati aja pasir putih dan laut birunya, dah! Hehe...
Melintasi pulau ini gak butuh banyak waktu, wong Cuma kecil kok. Berapa ya luasnya? Satu hektaran mungkin. Kecil kan, utk ukuran sebuah pulau berpenghuni?!
Nah, akhirnya, jadilah host cewek (Trianita) kami minta snorkling di sini. Warga juga nyewain sepatu katak dan alat snorkel loh, 30 ribu satu paketnya. O,iya..sebenarnya ada lagi yang dituju wisatawan di pulau ini, yaitu pohon besar dan makam..siapaaa gitu. Tapi aku sih gak rekomen. Lebih baik nikmati aja pasir putih dan laut birunya, dah! Hehe...
Note : maapppp banget, foto2 gak ada, alasan silakan diliat di postingan "Prolog for Celebes". Nanti kl aku ada waktu cari2 di koleksi temen yg bareng ke sana, pasti aku upload-in deh;)
1 komentar:
makassar...MANTAP BANGET...
Posting Komentar