Senin, 11 Agustus 2008

CIAMIS ITU, SEBELAH MANANYA PANGANDARAN???

Denger kata Pangandaran, pastilah pantai yang terbayang. Yup! Memang itulah wisata andalan kecamatan ini. Kecamatan? Yup! (lagi) aku aja heran, ada kecamatan kok luasnya segambreng! Tapi bakal heran lagi kalau tau berapa luasnya kabupaten Ciamis (cari di google aja deeehh!) Buseeettt, dah....luas banget!:p
***
Setelah ‘rehat’ beberapa bulan dan pegang program lain, EP ku menugaskanku untuk shooting Koper & Ransel ke Pangandaran. Sebenernya udah pernah, tapi emang mau diliput lagi, sambil nambahin lokasi2 baru kalau ada. Jadi mikir, Indonesia yg luas aja, lokasi wisatanya udah berkali-kali kami liput, gimana dengan Singapore, Brunei atau Vatikan, ya?! Pusing kayanya jadi tim Kreatif di TV sana hehe...

PANTAI PANGANDARAN DAN KERAMAHAN
Dua tahun yang lalu (tepatnya 27 Juli 2006), pantai ini terkena tsunami. Bangunan hotel dan rumah di sekitar pantai pun banyak yang hancur. Makanya waktu mau balik ke lokasi ini, sempet mikir...udah pulih belom, ya... Tapi dari informasi beberapa teman dan kakak yang kebetulan berdomisili tak jauh dari sana, bisa dipastikan bahwa pantai ini sudah layak untuk dikunjungi wisatawan. Berangkaaatt!
***
Jam 6 pagi, kami berangkat dari kantor. Dengan bekal kantuk setumpuk, mudah sekali menghadirkan mimpi di sandaran mobil ELF yang melaju kuenceengg (katanya tidur, ko tau kl kenceng?). Setelah beberapa kali berhenti untuk pipis (hihi...:p) , kami tiba di gerbang pantai Pangandaran sekitar pukul 12.30 WIB. Tuh, kan bener kenceng....Cuma 6,5 jam dari Jakarta!! Itu pun pake brenti2 segala! Petugas2 di pintu masuk ramah banget! Semuanya ‘sadar’ kalau promosi itu penting! Apalagi ini juga dalam rangka menyukseskan Visit Indonesia Year 2008! Bahkan mereka memberikan rekomendasi dan izin sekaligus kalau kami ingin meliput lokasi wisata yang lain. Seeeeppp, dah!! :D

Pantai Pangandaran termasuk dalam deretan pantai selatan jawa. Ombaknya besar, pantai nya landai dan berpasir hitam. Termasuk bersih untuk ukuran lokasi wisata pantai di pulau Jawa. Di sini kita bisa berenang, main pasir, naik ATV, atau menyewa sepeda tandem untuk menyusuri pantainya. Murah kok, sekitar 15 ribu / jam sewanya. Siap2 aja disapa ramah oleh masyarakat sekitar yaa!:)

Di sepanjang jalan tepian pantai, sudah banyak penginapan yang beroperasi. Bahkan sampai masuk ke gang-gangnya pun, banyak bangunan yang ternyata juga penginapan. Ada yang modelnya petakan kaya’ kos-kosan, ada yang kaya’ rusun, ada juga yang bener2 rumah dan disewakan. Jadi kata sodaraku yang orang sana, kalau weekend atau musim liburan, penduduk sekitar memang sering menyewakan sebagian ruangan rumahnya untuk wisatawan, sementara mereka ‘bergeser’ ke dapur atau ruang belakang rumah untuk aktivitasnya. Ah, orang Indonesia....apaaaa aja bisa jadi uang! Hehehe.....

Yang hobi belanja souvenir, gak usah khawatir. Layaknya lokasi wisata, di sini juga banyak penjual cinderamata khas Pangandaran, seperti aksesoris, hiasan dinding dari kerang, baju2 pantai, dll. Selain di sepanjang jalan pantai barat, ada juga di ujung timur pantai (dekat pintu barat cagar alam Pananjung). Nah, kalau mau yang komplit, dateng aja ke Pasar Wisata nya. Nawarnya gak perlu banget2 kok, soalnya harga yang mereka tawarkan juga gak tinggi2 amat, alias sudah mendekati perkiraan kita akan harga suatu barang! (halah...bahasanyaa...). Misalnya nih, jam dinding dari pasir dan kerang 30–35 ribu dan celana kaos pendek/selutut; 15-25 ribu ajaaa (tergantung ukuran).


(Pasar Wisata Pangandaran)
Wisata pantai gak lengkap tanpa makan seafood! Untuk yang satu ini, pusatnya ada di sekitar Jl. Pasar Ikan, Pantai Timur Pangandaran. Yang terkenal banget tuh, ada RM Karya Bahari. Uenak-ueeenak seafoodnya, bisa milih ikan segarnya sendiri, pelayanannya oke, trus kalau harganya....eemm, yang tau UPM ku, aku kan tinggal makan aja hehehe.....

O-iya, ngomongin soal pantai timur, bagian ini oke juga loh! Ada sisi dimana tepi pantainya sudah di dam (bener gak nulisnya? Pokoknya diperkuat dengan batu & semen gitu deeh..), ada juga yang masih bener2 pantai pasir. Pasirnya putih lagi! Nanti bahasnya di sesi Pananjung, yah!;) Niii...foto2 Host kami waktu mau take built in product handphone...keren, ya! (Kerenan mana sama yg moto? :p)


(Joe & Andrea di Pantai Timur Pangandaran)

CAGAR ALAM PANANJUNG DAN ‘MISTERI TAK BERUJUNG’ (ciee..)

Standarnya cagar alam, yang ada ya pepohonan besar layaknya hutan! Kita bisa masuk dari beberapa pintu. Pintu barat itu yang dekat dengan pantai pangandaran. Begitu masuk gerbang, ada monyet2 yng menyambut. So, hati2 dengan barang bawaan. Kalau ada makanan yg gak pengen dibagi ke mereka, lebih baik disembunyikan saja. Jalanannya pun langsung menanjak, dan kita bisa melihat ke arah pantai dari ketinggian. Kalau lewat pintu timur, aksesnya lebih mudah. Jalanan setapaknya pun sudah dikeraskan. Ada satu lagi pintu masuk, yakni menyeberang dengan perahu ke pantai pasir putih Pananjung. Pantai pasir putih ini juga terlihat kok dari pantai pangandaran. Dan banyak pula bapak-bapak pemilik perahu yg menawarkan jasa penyeberangan.

Yang menarik di Pananjung ini adalah keberadaan goa-goa alamnya. Jumlahnya sekitar 7-9 buah. Kalau punya betis yang kuat dan semangat 45, silakan menjelajahi hutan ini dan memasuki semua goa nya!:) Waktu shooting kemaren, kami masuk dari pintu barat (karena disesuaikan dg ‘jalan cerita’ yg kubuat hehe...). Dari pintu barat ini yang terdekat adalah Goa Jepang. Goa ini lebih mirip bunker. Maklumlah, tentara Jepang memang menggunakannya sebagai tempat persembunyian. Jadi, bisa dibilang ini goa ‘setengah’ alam, menurutku!:p
Setelah melintasi pohon2 besar, kami sampai di situs Batu Kalde. Ini adalah simbol sarana ibadah umat Hindu jaman kerajaan Galuh Pangaoban dulu, yang katanya berpusat di hutan ini. Semakin masuk ke dalam, pilihan terserah anda dan pemandu (suer..sangat dianjurkan memakai jasa pemandu kalau gak mau tersesat), mau ke Goa mana. Pilihan kami, jatuh pada Goa Lanang alias Mak Lampir. Katanya, di lokasi inilah shooting film / sinetron (?) Mak Lampir pernah dilakukan, jadi wajar kalau nama alisnya adalah Goa Mak Lampir. Sementara disebut Goa Lanang, karena di dalam goa yang tembus ke sisi lain hutan ini, ada batuan yang jika diamati menyerupai sosok laki2 lengkap dengan alat kelaminnya (hohoho...). Di dalam goa juga ada stalagtit yang jika dipukul2 menimbulkan nada-nada berlainan. Kaya alat musik perkusi gitu, deh.

(Situs Batu Kalde)

(Goa Lanang)
Dengan alasan kebutuhan shooting, kami perlu cari something different di sini, gak melulu goa (karena bagaimanapun, look nya Goa ya seperti itu! Hehehe...). Akhirnya, sambil berjalan arah keluar, kami mampir di sebuah pantai, dibalik ‘rimbunnya’ goa (goa apa ya...Goa Parat kalau gak salah..hihi...), yang ternyata berpasir putih! Tapi ini bukan pantai pasir putihnya Pananjung loh, ini bagian lain dari pantai timurnya pantai Pangandaran (oh, semoga pembaca yang budiman gak bingung...). Di sini banyak banget perahu nelayan. Akhirnya, Joe Richard (host Ransel), kami daulat untuk berinteraksi membantu nelayan mendorong perahu dari laut (punten ya, Joe!:p). Seneng deh, lihat hasil tangkapan para nelayan itu. Udangnya banyak, ikannya besar2....Indonesia memang kaya!

(Pantai timur Pangandaran)
( dr dalam goa)

(Ayo dorong, Joe!!)

PANTAI BATU KARAS DAN SURFER SUPER PANAS (hohoho....)

Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit naik mobil dari pantai Pangandaran ke pantai Batu Karas ini. Lokasi tepatnya di desa Batu Karas, Cijulang, 34 km arah barat dari Pangandaran. Karakter pantainya mirip dengan Pangandaran, cuma lebih landai dan luas. Trus, di sisi kanannya ada bukit karang yang sedikit memberikan nuansa beda. Belum lagi banyaknya mas-mas yang surfing. Wooo...pokoknya mata ini puass!!hehe.. :D Ombak di pantai Batu Karas ini memang sudah terkenal asik untuk surfing. Jadi, di tepian pantai juga banyak persewaan papan selancar dan bodyboard. Kalau mau sewa sekalian belajar surfing juga bisa. Anak pantai di sini jago2! Mau yang masih kecil atau sudah dewasa, semuanya item, eh..jago surfing maksudnya ;> Hati-hati dengan ubur-ubur ya! Kalau terkena kulit bisa gatal dan bentol2.

Di sekitar pantai ini juga banyak penginapan, meski gak sebanyak di Pangandaran. Tapi bentuk dan bangunannya oke, ko! Turis bule banyak yang menginap di sini. Satu yang terkenal adalah JavaCove Beach Hotel. Yang punya orang bule juga, tapi jago bahasa Indonesia. Kalau mau nginep di sini, baiknya reservasi jauh2 hari, soalnya jumlah kamar terbatas dan laris, bo! Telpon aja ke: 0265-7093224 atau e-mail di info@javacovehotel.com kalau lagi gak ada gangguan dengan website nya. Dari penginapan tsb, kita sudah bisa melihat pantai. Jadi tinggal jalan kaki deh! O,iya...karena room di JavaCove kebanyakan besar, jadi cocok banget buat kamu yg liburannya bareng2 temen atau keluarga.

(Pantai Batu Karas)

(Mas surfeerr, balik doong!)

(Karang di Batu Karas. Aku manaa..)

(A.a..a...a..aa..anak pantaiii...)

(Freeze, Joe! JavaCove behind)

(Nunggu sarapan di halaman hotel)

GREEN CANYON DAN RENANG NGAMBANG (hhihihi....:p)
Ini tempat paling populer kedua setelah pantai Pangandaran, menurutku. Sebenarnya, kalau mau ke Batu Karas, kita juga melewati Green Canyon ini (nama Sunda'nya Cukang Taneuh). Hijaunya air sungai Cijulang memang terlihat sejuk di mata. Wisata menyusuri sungai ini bisa kita lakukan dengan menggunakan perahu motor sewaan (ya iyalah...masa naik kebo!). Ongkos sewanya 62.500 rupiah/ perahu dan bisa ditumpangi hingga 5 orang (tidak termasuk 2 awak perahu). Kalau tiket masuk obyek, per orangnya 12.500,- aja.

Sepanjang perjalanan menyusuri sungai yang airnya berwarna hijau, kita bisa melihat ‘tebing’ sungai di kanan-kiri kita plus pepohonannya, yang entah bagaimana terasa indah dilihat. Diam-diam aku kembali kagum sama Indonesia, setiap sudut alam yg ada ternyata indah dan potensial untuk jadi obyek wisata. Plis deh, ini kan sebenarnya CUMA SUNGAI! Subhanallaah...

Setelah kurang lebih 15 menit menyusuri sungai, kita akan tiba di sebuah ‘goa’. Sebenarnya lebih tepat jika dibilang tebing bolong. Soalnya goa ini gak beratap, alias tembus ke langit atas dengan tebing tinggi di kanan-kirinya yang terus meneteskan air sehingga berasa hujan tiap hari. Lalu ada batuan (karang?) yang seolah membendung aliran sungai ini, hingga membentuk laguna. Jadi sebenarnya sungai Cijulang (Green Canyon) ini masih panjang untuk sampai ke muara (laut). Mau berenang? Sok atuh.... karena suasana dan ‘penampakan’ airnya memang menantang untuk diselami! (halah...). Ada bagian yg dangkal (hingga kita bisa melihat dasar sungai dari kejernihan ‘air hijaunya’), ada juga yang dalam. Tapi gak perlu cemas, awak perahu biasanya membawakan pelampung untuk kita pinjam. Gratis kok! Mereka malah dengan senang hati menunggu kita jika ingin berenang. Dan akhirnya, daku pun renang..dan mengambang! Hehehe...pelampungnya hebat, euy! Secara aku gk bisa renang, jd tuuakkutnya minta ampun. Eh, begitu nyebur, kok gak tenggelam :p (Hahahaha...noraxxx!!). Nanti, foto2 renangku (apa pose mengambangku, ya?) yg di kameranya mba Gamme, aku upload juga deh, pamerrr...hihi...

(Goa di Green Canyon)

(laguna hijau di Green Canyon)